Latest News

Pendidikan - Binatang Khas Sumatera Utara : Beo Nias (Gracula Religiosa Robusta)

 meski nama resmi yang disepakati para ornitholog Indonesia yaitu tiong emas  Pendidikan -  Hewan Khas Sumatera Utara : Beo Nias (Gracula Religiosa Robusta)

Orang-orang menyebutnya burung beo, meski nama resmi yang disepakati para ornitholog Indonesia yaitu tiong emas (Gracula religiosa).
Burung beo termasuk dalam keluarga jalak-jalakan (Sturnidae).
Di seluruh dunia terdapat lima spesies / jenis burung beo, yaitu:
1.   Beo biasa  / tiong emas / common hill myna (Gracula religiosa)
2.   Beo nias / nias hill myna (Gracula robusta)
3.   Beo enggano / enggano hill myna (Gracula enganensis)
4.   Beo india / southern hill myna (Gracula indica)
5.   Beo srilanka / srilanka hill myna (Gracula ptilogenys)
Tiga spesies yang disebutkan pertama terdapat di Indonesia. Khusus tiong emas, spesies ini juga dijumpai di beberapa negara Asia lainnya.
Berikut ini ras / subspesies burung beo biasa dan wilayah persebarannya:
1.   Gracula religiosa intermedia (Blyth, 1845): Habitat mulai dari wilayah utara dan timur maritim Subbenua India hingga wilayah selatan Myanmar dan China (termasuk Pulau Hainan), wilayah utara Thailand, Kamboja, dan Indochina.
2.   Gracula religiosa peninsularis (Whistler & Kinnear, 1933): Habitat di kepingan timur India tengah (Orissa dan Madhya Pradesh tenggara).
3.   Gracula religiosa andamanensis ( Beavan, 1867): Habitat di Kepulauan Coco (selatan Myanmar barat), serta Kepulauan Andaman dan Kepulauan Nicobar.
4.   Gracula religiosa palawanensis (Sharpe, 1890): Burung endemik di Kepulauan Palawan, wilayah barat Filipina.
5.   Gracula religiosa religiosa (Linnaeus, 1758): Habitat di wilayah selatan Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kepulauan Bangka, Kepulauan Belitung, Natuna utara, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Ras inilah yang paling banyak dijumpai di sejumlah pasar burung di Indonesia.
6.   Gracula religiosa batuensis (Finsch, 1899): Habitat di Kepulauan Batu dan Kepulauan Mentawai, ujung barat Sumatera.
7.   Gracula religiosa venerata (Bonaparte, 1850): Habitat di wilayah Sunda Kecil, mulai dari Lombok, Sumbawa, hingga Pantar dan Alor. Ras inilah yang disebut beo flores, dan masuk dalam daftar burung yang dilindungi di Indonesia.

Burung beonias (Gracula religiosa robusta) merupakan satwa endemik Sumatera Utara yang hanya bisa dijumpai di Pulau Nias dan sekitarnya menyerupai Pulau Babi, Pulau Tuangku, Pulau Simo dan Pulau Bangkaru.
Karena kecemerlangannya, burung ini menjadi identitas Sumatera Utara.
Pulau Nias sangat beruntung sebab mempunyai salah satu jenis burung cerdik ini.
Beo dari Nias ini tidak hanya bisa menirukan ucapan manusia, melainkan juga bunyi – bunyi lain yang didengarnya.
Maka dari itu tidak heran bila burung Beo Nias termasuk jenis Beo paling dicari di Indonesia.

Burung beo nias menyukai hutan yang bersahabat perkampungan atau tempat terbuka pada tempat dataran rendah hingga ketinggian 1000 meter dpl sebagai habitatnya.
Populasi burung endemik yang menjadi fauna identitas Sumatera Utara ini hingga kini tidak diketahu dengan pasti.
Namun yang niscaya semakin hari burung pengicau ini semakin sulit ditemukan di alam liar. Bahkan IPB bersama Kementerian Kehutanan yang pernah melaksanakan penelitian dari 1996-1997 hanya bisa menemukan 7 ekor burung beo nias saja.
Secara umum spesies beo didaftar sebagai Least Concern dalam IUCN Redlist dan dimasukkan dalam CITES Apendiks II, namun populasi beo nias yang trerdapat di alam liar semakin langka.
Di Indonesia, beo nias menjadi salah satu satwa yang dilindungi bahkan oleh pemerintah kolonial Belanda sekalipun.
Berbagai peraturan perundangan yang menyertakan beo nias dalam daftar satwa yang dilindungi dari kepunahan antara lain Peraturan Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931, Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/Um/8/1970, Undang-undang No. 5 Tahun 1990, dan Peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999.

A.  Klasifikasi Ilmiah Beo Nias
Adapun klasifikasi ilmiah beo nias, sebagai berikut :
1.   Kerajaan : Animalia
2.   Filum : Chordata
3.   Kelas : Aves
4.   Ordo : Passeriformes
5.   Famili : Sturnidae
6.   Genus : Gracula
7.   Spesies : G. religiosa. 
8.   Subspesies : Gracula religiosa robusta.
Nama Latin (Nama Trinomial) : Gracula religiosa robusta.
Nama Indonesia : Beo Nias

B.  Ciri-Ciri Beo Nias
Beo nias mempunyai ukuran tubuh dengan mencapai 40 sentimeter, merupakan jenis burung beo yang paling besar di antara jenis burung beo lainnya.
Selain itu, pada beo nias mempunyai bulu yang cukup pendek di kepingan kepalanya di mana terdapat sebuah garis melengkung berwarna kuning di kepingan belakang kepalanya.
Hampir seluruh tubuh beo nias diselimuti bulu yang berwarna hitam kecuali di beberapa kepingan menyerupai kepingan belakang kepala yang berwarna kuning dan juga di beberapa kepingan sayapnya yang berwarna putih.
Dan yang mengakibatkan beo nias unik, berbeda dengan jenis burung beo lainnya yaitu adanya sepasang gelambir cuping indera pendengaran yang berwana kuning.
Iris matanya berwarna coklat gelap.
Paruhnya besar serta runcing dan mempunyai warna kuning oranye.
Pada kepingan tubuhnya, tertutup bulu yang berwarna hitam pekat, namun di ujung sayap bulunya berwarna putih. 
Pada kepingan kedua kakinya berwarna kuning dan mempunyai jari kaki yang berjumlah empat.
Tiga jari menghadap ke depan dan jari lainnya menghadap ke belakang.
Musim bertelur untuk beo nias ini antara bulan Desember hingga Mei.
Kebiasaan beo nias ini dikala akan bertelur yaitu mencari pohon-pohon renta atau pohon-pohon yang sudah lapuk, yang batangnya tegak dan tinggi, tetapi ada juga yang mencari tempat untuk bertelur di pohon enau atau aren.
Beo nias memakai ranting, serat pohon dan daun-daunan untuk menciptakan sarangnya.
Induk beo nias mengerami telurnya yang berjumlah 2 - 3 butir selama kurang lebih 3 minggu.
Warna telur biru muda dengan bercak-bercak wama coklat dan ungu muda.
Ukuran telur rata-rata 37 – 26 mm.
Beo nias ini merupakan burung yang suka dengan jenis masakan berupa buah-buahan, biji-bijian, dan juga serangga.
Tempat tinggal atau habitat beo nias yaitu hutan dan tinggal pada pepohonan yang tinggi.
Beo nias hidup secara berpasangan, namun terkadang juga membentuk kelompok kecil.
Burung ini memanfaatkan lubang pada batang pohon yang menjulang tinggi sebagai sarangnya sekaligus juga sebagai tempat bertelur.
Wilayah persebaran alaminya burung ini yaitu mulai dari Sri LankaIndiaHimalaya, ke timur hingga Filipina dan pulau Nias, Sumatera Utara, Indonesia

C.  Cara Menangkar Beo Nias
Dalam penangkaran burung beo, yang perlu disediakan antara lain:
1.   Kandang dan kotak sarang yang digunakan
Materi utama dalam setiap penangkaran burung tentu saja mempunyai sedikitnya sepasang burung berbeda jenis kelamin.
Kondisi suhu dan ekspresi dominan di Indonesia sangat sempurna untuk memulai proses perkembangbiakkan burung cerdik ngoceh ini.
Umumnya burung beo ditangkarkan dalam sangkar yang tidak mengecewakan luas, namun itu hanya dilakukan bila jumlah burung yang akan ditangkarkan lebih dari sepasang dan sedang dalam proses perjodohan.
Jika ada sepasang burung yang sudah berpasangan, mereka harus segera dipindah dalam sangkar yang lebih kecil, dan hanya berisi satu pasang saja, biar tidak bertengkar dengan pasangan lainnya.
Adapun bagi Anda yang hanya mempunyai sepasang beo, penangkaran bisa memakai sangkar yang berukuran lebar 1 meter, panjang 2 meter, dan tinggi 2 meter.
Tanda burung yang sudah berjodoh bisa dilihat dari sikap pasangan dikala saling berdandan  atau preening satu sama lainnya. 
Perilaku unik burung ini bisa ditemukan juga dalam penangkaran burung jenis lainnya.
Selain itu, mereka selalu terlihat bersama-sama. Jika salah satu burung terbang ke sudut kandang, maka pasangannya akan segera mengikutinya.
Setelah burung mulai berjodoh, kotak sarang berukuran besar bisa ditempatkan di posisi paling tinggi di dalam sangkar penangkaran.
Tempatkan beberapa tenggeran untuk memudahkan burung keluar-masuk melalui lubang di gelodoknya.
Kotak sarang yang dipakai bisa memanfaatkan kotak sarang yang dibentuk dari batang pohon kelapa atau batang pohon palem yang diberi rongga atau lubang sedalam 30 cm. 
Bisa juga menggunakan kotak sarang dari materi kayu. Anda bisa membuatnya dalam bentuk persegi panjang dengan ukuran 30 x 30 x 50 cm3.

2.   Pakan beo selama dalam penangkaran
Setiap burung induk membutuhkan pakan berkualitas (nutrisi serasi-seimbang), dengan kuantitas yang memadai pula.
Begitu pula dengan burung beo selama di sangkar penangkaran. Sebab induk bukan hanya memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keperluan reproduksi menyerupai mengeluarkan telur dan merawat anak-anaknya.
Berikut ini pakan harian untuk pasangan beo di sangkar ternak:
a.   Voer dengan kandungan yang lengkap.
b.   Telur rebus.
c.   Ulat hongkong dan / atau jangkrik.
d.   Parutan tulang sotong yang dicampurkan dalam voer.
e.   Buah-buahan segar menyerupai pepaya, pisang, semangka, tomat, dan paprika.
Untuk mendukung keberhasilan dalam beternak, Anda bisa memberikan BirdMature, pemanis khusus untuk burung-burung dalam penangkaran, yang sudah mengandung pula aneka vitamin dan mineralesensial bagi burung indukan.

3.   Perilaku burung beo selama berkembangbiak
Setelah pasangan beo dipindahkan ke dalam sangkar ternak yang dilengkapi kotak sarang, tidak usang kemudian burung akan mulai memperlihatkan sikap hendak berbiak.
Misalnya, mulai mengumpulkan bahan-bahan sarang yang disiapkan menyerupai rumput kering dan ranting, serta sering terlihat keluar-masuk kotak sarang.
Umumnya sikap itu dilakukan burung dua kali sehari, yaitu pagi hari (pukul 07.00 – 09.00) dan sore hari (15.00 – 17.00) selama 7 – 8 hari.
Jika burung  sudah memperlihatkan sikap demikian, jangan sekali-kali menganggunya.
Apalagi bila telur sudah menetas.
Burung beo biasanya mau mentolerir kehadiran insan dikala telur-telurnya menetas.
Jadi,Anda cukup mencatat saja kapan induk betina mulai bertelur dan mengeraminya.
Mengganggu burung beo dikala sedang mengerami bisa menciptakan upaya penangkaran menjadi gagal!
Pengeraman dimulai oleh induk betina begitu semua telur telah dikeluarkannya.
Tetapi selanjutnya, kiprah pengeraman dilakukan secara bahu-membahu oleh induk jantan dan betina.
Anda perlu menyediakan dedaunan segar di dalam kandang, yang nantinya akan dibawa ke dalam sarang.
Mungkin hal ini  digunakan untuk maintenance atau menjaga sarang dari benalu atau untuk menjaga kelembaban.
Malam hari, hanya induk betina saja yang berada di dalam kotak sarang.
Adapun burung jantan berada tidak jauh dari kotak sarang. Kemungkinan hal itu dilakukannya untuk menjaga sarang dari kemunculan binatang predator.
Telur akan menetas sesudah dierami selama 14 – 15 hari.
Jika belum mahir, biarkan anakan yang menetas dalam rawatan induknya.
Kelak, bila sudah mahir, Anda bisa menyapihnya semenjak awal, yaitu dikala anakan berumur 7-10 hari, dengan konsekuensi anakan harus diloloh secara berkala.
Saat meloloh anakan, Anda sudah mulai bisa mengajarinya dengan beberapa kata ringan.


0 Response to "Pendidikan - Binatang Khas Sumatera Utara : Beo Nias (Gracula Religiosa Robusta)"