Latest News

Pendidikan - 4 Masa Perkembangan Islam Pada Masa Klasik

Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW Pendidikan -  4 Masa Perkembangan Islam pada Abad Klasik

Perkembangan Islam pada era klasik bertarikh tahun 650 hingga dengan 1250 M. Abad klasik terbagi atas 4 masa, yaitu :
1.   Masa Nabi Muhammad SAW
2.   Masa Khulafaur Rasyidin
3.   Masa Dinasti Umayah
4.   Masa Dinasti Abasiyah.


A.Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW

Perkembangan Islam masa Nabi Muhammad SAW dibagi menjadi dua periode, yaitu Periode Mekah dan Periode Madinah

1.  Periode Mekkah
Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW Pendidikan -  4 Masa Perkembangan Islam pada Abad Klasik

Pada periode ini Nabi Muhammad SAW fokus pada penanaman keimanan masyarakat dengan cara berdakwah. Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan tiga cara, yaitu:

a)   Rahasia.
Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam hanya pada kalangan keluarganya sendiri dan sobat dekatnya.

b)   Semi Rahasia.
Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam dalam ruang lingkup yang lebih luas, termasuk Bani Muthalib dan Bani Hasyim.

c)   Terang-Terangan
Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam secara terang-terangan ke segenap lapisan masyarakat, baik kaum darah biru maupun hamba sahaya


Upaya Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam mendapat penentangan dari kaum kafir Quraisy. Hal tersebut dikarenakan :
1)    Bidang Politik Kekuasaan.
Kaum kafir Quraisy menyangka bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad SAW berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib.

2)    Sosial (persamaan derajat sosial).
Kaum kafir Quraisy menolak persamaan hak antara darah biru dan hamba sahaya.

3)    Agama dan Keyakinan.
Kaum kafir Quraisy tidak mendapatkan fatwa ihwal kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.

4)    Budaya.
Kaum kafir Quraisy sangat berat untuk meninggalkan agama nenek moyang mereka

5)    Ekonomi.
Kaum kafir Quraisy yang berprofesi sebagai pemahat dan penjual patung, memandang Islam sebagai penghalang rezeki.


Pada periode ini yang mendapatkan dakwah beliau, mula-mula istri dia sendiri (Khadijah) kemudian disusul kemudian oleh :
1)   Ali Bin Abi Thalib (keponakan beliau)
2)   Abu Bakar (sahabat beliau)
3)   Zaid (bekas budak beliau)



Selain itu dengan perantaraan Abu Bakar banyak orang yang masuk Islam. Mereka ini disebut Assabiqunal Awwalun(orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam), mereka yakni :







2.  Periode Madinah

Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW Pendidikan -  4 Masa Perkembangan Islam pada Abad Klasik

Pada periode inipengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan sosial kemasyarakatan.

Adapun dasar-dasar masyarakat Islam yang diterapkan di Madinah diantaranya ialah:
a.   Mendirikan Masjid
Masjid ini memegang peranan penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah Islamiyah.

b.   Mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin
Dengan cara mempersaudarakan kedua golongan ini, Rasulullah saw telah membuat suatu pertalian yang menurut agama pengganti persaudaraan yang berdasar kesukuan ibarat sebelumnya.

c.   Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslimin untuk membuat toleransi antargolongan.

Isi perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut :
1)   Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik

2)   Kebebasan beragama terjamin untuk semua umat

3)   Adalah kewajiban penduduk Madinah, baik muslim maupun nonmuslim, dalam hal moril maupun materiil. Mereka harus pundak membahu menangkis semua serangan terhadap kota mereka(Madinah)

4)   Rasulullah yakni pemimpin umum bagi penduduk Madinah. Kepada beliaulah dibawa segala kasus dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan

d.   Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat yang gres terbentuk.


Sebab utama Rasulullah SAW besama para teman melaksanakan hijrah ke Madinah, yaitu :

a)     Perbedaan iklim di kedua kota mempercepat dilakukannya hijrah.
Iklim Madinah lembut dan tabiat rakyatnya yang tenang sangat mendorong penyebaran dan pengembangan agama Islam. Sedangkan kota Mekah sebaliknya.

b)     Nabi-Nabi umumnya tidak dihormati di negara-negaranya, sehingga Nabi Muhammad pun tidak diterima oleh kaumnya sendiri

c)     Tantangan yang Nabi Muhammad hadapi tidak sekeras di Mekkah


Peperangan pada Masa Nabi Muhammad SAW
Perang dalam Islam diartikan sebagai qitalu al-kuffari fi sabilillahi li i’lai kalimatillah

Artinya  ”memerangi orang-orang kafir dijalan Allah dalam rangka meninggikan kalimat Allah”.

Perang yakni mengangkat senjata untuk melawan atau memerangi orang-orang kafir dalam rangka membela kehormatan Islam dan kaum Muslimin.
Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW Pendidikan -  4 Masa Perkembangan Islam pada Abad Klasik

Peperangan pada Masa Nabi Muhammad, antara lain :

1)    Perang Badar

2)    Perang Uhud

3)    Perang Khandaq

4)    Perang Mu’tah



7)    Perang Tha’if

8)    Perang Tabuk

9)    Perang Widan



Selain beberapa perang tersebut, jago sejarah pun telah menyebutkan beberapa sariyah (perang yang dipimpin oleh teman atas penunjukan Nabi Muhammad SAW) dalam sejarah islam, diantaranya :
1)   Sariyah Hamzah Bin Abdul Muthalib
2)   Sariyah Ubaidah Bi Haris
3)   Sariyah Qirdah
4)   Sariyah Bani Asad
5)   Sariyah Raji’
6)   Sariyah Bi’ru Mau’nah.
7)   Sariyah Ijla’ Bani Nadir
8)   Sariyah Zi Al-Qissah

9)   Sariyah Ka’b Bin Umair Al-Gifari 


Surat-Surat Dakwah Nabi Muhammad SAW
Menurut sejarawan Islam, KhulafaurRasyidin merupakan pemimpin umat Islam sehabis Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan :
1)   Abu Bakar
2)   Umar Bin Khattab
3)   Utsman Bin Affan
4)   Ali Bin Abi Thalib


1.  Masa Abu Bakar (11-13 H / 632-634 M)
Sebagai pemimpin umat Islam sehabis Rasulullah SAW.
Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul),  yang dalam perkembangan selanjutnya disebut khalifah saja.

Kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar bersifat sentral; kekuasaan legislatif, administrator dan yudikatif terpusat di tangan khalifah.

Masa kepemimpinan  Abu Bakar habis untuk menuntaskan dilema dalam negeri .

Terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab, yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah

Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad SAW, dengan sendirinya batal sehabis Nabi wafat

Karena perilaku keras kepala dan penentangan mereka yang sanggup membahayakan agama dan pemerintahan.

Abu Bakar menuntaskan dilema ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid ibn Al-Walid yakni jenderal yang banyak berjasa dalam Perang ini.

Setelah menuntaskan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia.

Khalidibn Walid  dikirim ke Iraq dan sanggup menguasai al-Hirah di tahun 634 M.

Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat jenderal yaitu :


Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah yang masih berusia 18 tahun.

Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid diperintahkan meninggalkan Iraq, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia hingga ke Syria.

Salah satu hal monumental pada era Abu Bakar ra yakni pengumpulan mushaf al Alquran dari para sahabat-sahabat yang lain, yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit.

Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M beliau meninggal dunia.



2.  Masa Umar Ibn Khatab  (13-23 H / 634-644 M)
Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (pemimpin orang-orang yang beriman).

Di zaman Umar gelombang perluasan (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi.

Damaskus (Ibu kota Syria) jatuh tahun 635 M. Setahun kemudian, sehabis tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam.

Dengan menggunakan Syria sebagai basis, perluasan diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan ‘Amr Ibn ‘Ash. Iskandaria, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam


Ekspansi ke Iraq di bawah pimpinan Sa’ad ibn Abi Waqqash. Al-Qadisiyah, sebuah kota bersahabat Hirah di Iraq, jatuh tahun 637 M.

Dari sana serangan dilanjutkan ke Al-Madain (ibu kota Persia), yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Mosul sanggup dikuasai.

Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam sudah mencakup Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.

Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat. Umar segera mengatur manajemen negara dengan mencontoh manajemen yang sudah berkembang terutama di Persia.

Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran honor dan pajak tanah.

Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan forum yudikatif dengan forum eksekutif.

Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum.

Umar juga mendirikan Bait Al-Mal, menempa mata uang, dan membuat tahun hijrah.

Salah satu hal yang monumental pada era sayidina Umar ra yakni mengenai sholat tarawih.

Umar ra memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian.

Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia berjulukan AbuLu’lu’ah. 



3.  Masa Utsman Ibn ‘Afan ( 23-35 H / 644-655 M)
Di masa pemerintahan Utsman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan potongan yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristall berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti hingga di sini.

Utsman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota.

Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah.

Penulisan Al Alquran dilakukan kembali pada masa sayidina Utsman ra. Ini terjadi pada tahun 25 H. Dan Al Alquran yang kita pegang ketika ini yakni mushaf Utsman

Pemerintahan Utsman berlangsung selama 12 tahun. Pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya.


Salah satu faktor yang mengakibatkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Utsman yakni kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. 

Yang terpenting diantaranya yakni Marwan ibn HakamDialah intinya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar Khalifah.

Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Utsman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu.

Dia tidak sanggup berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan.

Harta kekayaan negara, oleh karabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Utsman sendiri.

Pada tahun 35 H 1655 M, Utsman wafat pada usia 82 tahun. Ia menemui simpulan hidup ketika membaca Al Alquran oleh tikaman pedang Humron.

Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa itu.



4.  Masa Ali Ibn Abi Thalib ( 35-40 H / 655-660 M)
Setelah menduduki jabatan khalifahAli memecat para gubernur yang diangkat oleh Utsman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi sebab keteledoran mereka.

Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Utsman kepada penduduk. Dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara

Memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

Tidak usang sehabis itu, Ali ibn Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah.

Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Utsman, dan mereka menuntut bela terhadap darah Utsman yang telah ditumpahkan secara zalim.

Ali bahwasanya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair semoga keduanya mau berunding untuk menuntaskan kasus itu secara damai.

Namun seruan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun berkobar.

Perang ini dikenal dengan nama Perang Jamal (Unta)karena Aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta.

Zubair dan Thalhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.

Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga menjadikan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus (Mu’awiyah),

Yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan.

Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan Aisyah. Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah besar tentara.

Pasukannya bertemu dengan pasukan Mu’awiyah di Shiffin. Pertempuran terjadi di sini yang dikenal dengan nama perang shiffin.

Perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menuntaskan masalah.

Bahkan mengakibatkan timbulnya golongan ketiga, Al-Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali.

Akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu’awiyah, Syi’ah (pengikut Ali), dan al-Khawarij (oran-orang yang keluar dari barisan Ali).

Keadaan ini tidak menguntungkan Ali. Munculnya kelompok Al-Khawarij mengakibatkan tentaranya semakin lemah, sementara posisi Mu’awiyah semakin kuat.


Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij.


C.Perkembangan Islam Masa Dinasti Umayah

Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW Pendidikan -  4 Masa Perkembangan Islam pada Abad Klasik

Bersamaan dengan meninggalnya khalifah Ali bin Abu Thalib maka hilang sudah sistem pemerintahan khalifah yang bersifat demokratis. Bentuk pemerintahan berganti menjadi dinasti (kerajaan). 

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, tepatnya pada masa kekuasaan AbdulMalik Ibn Marwan banyak terjadi perubahan dan perkembangan.

Sepanjang perjalanan kekuasaannya, dinasti Umayyah telah banyak membuat kemajuan dalam banyak sekali bidang.

Diantara kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa itu antara lain:

1.  Bidang Administrator Pemerintahan
Prestasi pertama yang diperoleh Bani Umayyah terdapat dalam bidang demokrasi pemerintahan.

Tradisi melakuakn pencacahan jiwa penduduk dan sistem pengiriman surat meyurat yang teratur.

Sistem perpajakan di organisasikan dengan sangat baik, sebab merupakan sumber pendanaan paing besar dari kekhalifahan yang makin rumit.

2.  Perluasan Daerah
a)   Gerakan ke Timur
Kearah timur hingga ke sungai Ammu Darya dari sana gerakan mereka hingga kedaerah-daerah degan berbahasa Turki, dan bahasa Persia.

Pada tahun 723 M pasukan muslim berhasil pula memasuki daerah India.

b)   Gerakan ke utara
Gerakan keutara terutama dalam menundukkan konstantinopel ibu kota Romawi Timur.

c)   Gerakan ke Eropa
Di daratan Afrika Utara pasukan Islam yang telah berhasil menduduki Mesir di zaman Umar, dilanjutkan terus oleh Khalifah Al Walid dari bani Umayah.

Di bawah Amir Maghribi, Musa berhasil menaklukan kota usang Kartago, untuk seterusnya memasuki daerah suku bangsa Berber di Maghribi.

Kartago merupakan bekas kota indah di zaman Romawi dengan bangunan indah diperbukitan pantai Libia menghadap ke Laut Tengah.

3.  Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada masa kekuasaan bani umayah, ilmu pengetahuan berkembang pesat, baik bersumber Al-Qur’an maupun yang bersumber dari logika manusia. Ilmu-ilmu yang berkembang itu diantaranya:

a)   Ilmu Tafsir Al-Qur’an
b)   Ilmu Hadits Aatau Ulumul Hadits
c)   Ilmu Qiraatil Qur’an
d)   Ilmu Tata Bahasa
e)   Ilmu Kimia yang berasal dari orang Yunani
f)    Ilmu kedokteran
g)   Ilmu seni, bauk arsitektur maupun yang lainnya
h)   Ilmu Sejarah

4.  Bidang Pemerintahan
Dibidang pemerintahan, Bani Umayyah telah membentuk banyak sekali forum Negara beserta peraturan perundangannya, ibarat :

a)   Pencatatan korp pegawai pemerintah

b)   Pembentukan pemerintah pusat dan daerah yang tidak hanya hingga tingkat Provinsi melainkan hingga kedistrik-distrik

c)   pembentukan forum pengadilan forum pertahanan dan keamanan Negara.

5.  Bidang Ekonomi
Dibidang ekonomi mereka menggalinya dari banyak sekali sektor, ibarat pertanian, perdagangan, dan industri.

Karena itu, pemerintah bisa membiayai pembangunan gedung-gedung nan megah, pembangunan sarana dan prasarana untuk umum secara lengkap.

6.  Bidang Dakwah
Dakwah umat islam tidak hanya berkembang di jazirah Arabia saja, mereka telah hingga ke Tiongkok, India, denua Afrika dan Eropa.

Mereka berdakwah melalui banyak sekali jalur ibarat jalur pendidikan, sosial budaya, dan dengan menulis buku-buku agama. 

Khalifah Umar bin Abdul Aziz membangun mesjid Nabawi menjadi lebih indah, megah, dan luas, berkat santunan arsitek yang dikirim dari Romawi.

Begitu pula Khalifah Walid Bin Abul Malik sempat membangun mesjid Damaskus menjadi indah dan megah.
Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW Pendidikan -  4 Masa Perkembangan Islam pada Abad Klasik

Mesjid itu dibangunnya bersamaan dengan pembangunan kota Damaskus. Mesjid Agung Damaskus bukti kemegahan Dinasti Umayah.

1.  Bidang Seni Budaya

Berbagai bidang ilmu seni juga turut berkembang pada masa itu, ibarat seni arsitektur, seni lukis, seni sastra, dan sebagainya.


D.Perkembangan Islam Masa Dinasti Abbasiyah

Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW Pendidikan -  4 Masa Perkembangan Islam pada Abad Klasik

Masa pemerintahan Bani Abbasiyah (750-1258 M), antara lain :

1.   Bidang Sosial Budaya

a.   Seni Bangunan dan Arsitektur Masjid

Masjid yang dirikan pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah yakni bangunan masjid Samarra di Bagdad.
Perkembangan Islam Masa Nabi Muhammad SAW Pendidikan -  4 Masa Perkembangan Islam pada Abad Klasik

Masjid Samarra mempunyai tiang-tiang yang di pasang beratap lengkung. Tiang-tiang tersebut dibangun menggunakan kerikil bata.

a.   Seni Bangunan Kota

Seni bangunan islam mempunyai ciri khas dan gaya tersendiri yang terdapat pada  pintu pilar, lengkung kubah, hiasan lebih bergantung (muqarnas hat).

Istana khalifah Abu Ja’far Al-Mansur (136-158 H/754-775) dipusat kota berjulukan Qashru Al-Dzahab (istana keemasan)yang luasnya sekitar 160.000 Hasta persegi.

Masjid Jami’ didepannya mempunyai luas areal sekitar 40.000 hasta persegi. Istana dan Masjid merupakan simbol kota.

Sekitar tahun 157 H, Khalifah Al-Mansur membangun istana gres diluar kota yang diberi nama Istana Abadi (Qasbrul Khuldi) 

2.  Bidang  Bahasa Sastra
1.  Bidang  Bahasa Sastra
a.   Perkembangan Puisi
Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah banyak bermunculan penyair terkenal. Diantara mereka yakni sebagai berikut :

1)   Dabal al-kbuza’I (wafat 246 H). Penyair besar yang berwatak kritis.

2)   Ibnu Rumy (221-283 H). Penyair yang berani membuat tema-tema baru.

3)   Al-Matanabby (303-354 H). Penyair istana yang haus hadiah, pemuja yang paling handal.

4)   Al-Mu’arry (363-449 H). Penyair berbakat dan berpengetahuan luas.

b.   Perkembangan Prosa
Pada masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah telah terjadi perkembangan yang sangat menarik dalam bidang prosa.

Banyak buku sastra novel, riwayat, kumpulan nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau disalin dari bahasa asing.

Diantara para pujangganya, antara lain :

1)   Abdullah Bin Muqaffa (wafat tahun 143 H)
Buku prosa yang dirintisnya Kalilab Wa Dimnab. Kitab ini terjemahan dari bahasa sansekerta karya seorang filosuf india berjulukan Baidaba.

2)   Abdul Hamid Al – Katib.
Ia dipandang sebagai pencetus seni mengarang surat.

3)   Al-Jabid (wafat 255H).
Karyanya mempunyai nilai sastra tinggi, sehingga menjadi bahasa referensi dan materi bacaan bagi para sastrawan.

4)   Ibnu Qutaibab (wafat 276 H).
Ia dikenal sebagai ilmuan dan sastrawan yang sangat cerdas, dan mempunyai pengetahuan yang sangat luas ihwal bahasa kesusastraan.

5)   Ibnu Abdi Rabbib (wafat 328 H)
Ia seorang penyair yang berbakat yang mempunyai kecendrungan kesajak drama. Sesuatu yang sangat langka dalam tradisi sastra arab.

Karyanya yang terkenal yakni Al-Aqdul Farid, semacam ensiklopedia Islam yang memuat banyak Ilmu pengetahuan Islam.


2.  Bidang Seni Musik
a.   Penyusun Kitab Musik
Diantara para pengarang karya kitab musik yakni sebagai berikut :
1) Yunus Bin Sulaiman (wafat tahun 765 M)
Beliau yakni pengarang teori musik pertama dalam islam. Karya musiknya sangat bernilai, sehingga banyak musikus eropa yang meniru.

2) Kbalib Bin Abmad (wafat tahun 791 M).
Beliau mengarang buku-buku teori musik mengenai not dan irama. Dijadikan sebagai materi referensi bagi sekolah-sekolah tinggi musik diseluruh dunia.

3) Ishak Bin Ibrahim Al-Mousuly (wafat tahun 850 M).
Ia telah berhasil memperbaiki musik jahiliyah dengan sistem baru. Dia menerima gelar Raja Musik.

4) Hunain Bin Isbak (wafat tahun 873 M).
Ia telah berhasil menerjemahkan buku-buku teori musik karangan Plato dan Aristoteles.

5) Al-Farabi
Selain sebagai seorang filosuf, ia juga dikenal sebagai seniman dan jago musik.

Karyanya banyak diterjemahkan kedalam bahasa Eropa dan menjadi materi referensi bagi para seniman dan pemusik Eropa.


b.   Pendidikan Musik
Sekolah musik yang paling baik yakni sekolah musik yang didirikan oleh Sa’aduddin Mukinin.

Karyanya berjudul Syarafiya, menjadi materi referensi dan dikagumi masyarakat musik dunia barat.

Latar belakangnya penyebab maraknya forum pendidikan musik bermunculan.

Karena kemampuan bermain musik menjadi salah satu syarat untuk menjadi pegawai atau untuk memperoleh pekerjaan dilembaga pemerintahan.


 3.  Bidang Pendidikan
Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan yang gemilang.

Pada masa itu prioritas umat islam bisa membaca dan menulis. Pada masa ini pendidiakan dan pengajaran diselenggarakan dirumah-rumah penduduk dan ditempat-tempat umum lainnya contohnya Muktab.

Menurut keterangan yang ada, terdapat sekitar 30.000 masjid yang sebagian besar dipergunakan sebagai forum pendidikan dan pengajaran tingkat dasar
.

Kurikulum pendidikan pendidikan pada tingkat dasar terdiri pelajaran membaca, menulis, tata bahasa, hadist, prinsip-prinsip dasar matematika dan pelajaran syair.

Sedangkan pendidikan tingkat menengah terdiri dari pelajaran Taysir Al – Qur’an (pembahasan kandungan Al – Qur’an), Sunah Nabi, Fiqih, dan Ushul Fiqh, kajian ilmu kalam (teologi), ilmu Mantiq (retorika) dan kesustraan.

Pada pelajaran tingkat tinggi mengadakan pengkajian dan penelitian sanggup berdiri diatas kaki sendiri dibidang astronomi, geografi dunia, filsafat, geometri, musik dan kedokteran.


4.  Bidang Ilmu Pengetahuan
Dinasti Bani Abbasiyah yang berkuasa sekitar lima era lebih, merupakan salah satu dinasti islam yang sangat peduli didalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.

Bani Abbasiyah telah menyiapkan segalanya, diantara akomodasi yang diberikan yakni pembangunan pusat riset dan terjemah.

Para ilmuan digaji sangat tinggi dan kebutuhan hidupnya dijamin oleh Negara.

Bahkan khalifah Bani Abbasiyah meminta siapa saja, termasuk para pejabat dan tentara.


Untuk mencari naskah-naskah yang berisi ilmu pengetahuan dan peradaban untuk dibeli dan diterjemahkan menjadi bahasa arab.




Jika ingin membagikan artikel ini, silahkan klik tombol share di bawah ini


0 Response to "Pendidikan - 4 Masa Perkembangan Islam Pada Masa Klasik"